Kamis, 20 Mei 2010

Jogja Never Ending Asia

Pada era otonomi, berbagai daerah di Indonesia merumuskan City Brand sebagai cara untuk mendeferensiasi daerah lain. City brand digunakan sebagai sarana promosi untuk meraih keunggulan bersaing baik tingkat lokal, regional bahkan internasional. Untuk membangun brand yang kuat diperlukan berbagai kajian dan analisa yang mendalam selain juga kreatifitas. Merk yang baik harus merupakan ekstrak dari visi dan misi suatu daerah serta dalam merumuskannya harus melibatkan seluruh stakeholders. Harapannya agar mereka merasa memiliki dan mempunyai kebanggaan sehingga mereka ikut mewujudkannya. Secara umum  sasaran city branding adalah mempromosikan potensi daerah terhadap daya tarik di bidang perdagangan, pariwista dan investasi.
Potensi daerah ibarat sebuah produk atau jasa dikemas dan diberi merk (branding) agar memiliki ciri yang dapat membedakan dengan potensi daerah lainnya. Bersamaan dengan era otonomi, berbagai daerah di Indonesia ingin menonjolkan identitasnya sehingga bisa merasa berbeda dari daerah lain Sebagaimana definisi merk menurut UU Merk No 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembedadan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merk sebagai identifier dan differentiator. Dari kedua definisi tersebut, secara teknis apabila pengelola daerah membuat nama, logo atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi potensi daerahnya berarti pengelola daerah telah menciptakan sebuah merk atau melakukan branding terhadap daerahnya.Indonesia sedang mengikuti trend dunia dengan selera dan greget yang sama karena beberapa kota di berbagai belahan dunia telah pula melakukan pemerkan untukmeneguhkan identitasnya sekaligus dipakai sebagai sarana promosi. Sebut saja misalnya Malaysia dengan “The Truly Asia”, Brisbane dengan “City of Sun Sunday”, Singapura dengan “Uniquely Singapore”, Kuala Lumpur dengan “ City of the future”. Sementara di Indonesia sendiri seperti Bali dengan “Bali: Shanti, Shanti, Shanti”, Yogyakarta dengan “Jogja never ending Asia”. .
Dalam dunia pemasaran, branddigambarkan sebagai aset tidak berwujud (intangible assets). Proses membentuk brand disebut branding. Menurut Philip K dan Waldemar P (2006:14) Branding adalah tentang membawa hal yang biasa dan meningkatkanya dengan cara-cara yang membuatnya menjadi lebih berharga dan berarti. Jadi suatu obyek dengan diberi merk diharapkan dapat memberikan nilai tambah. Kunci utama proses membangun merk sukses adalah kualitas, layanan, inovasi dan diferensiasi (Fandy Tjiptono, 2005:17)
Hadirnya brand Jogja Never Ending Asia/JNEA merupakan satu fenomena tersendiri. Karena, Yogya yang merupakan satu propinsi terkecil di Indonesia dinilai memiliki 'keberanian' melahirkan brand yang bernuansa Asia, dan terkesan ingin tampil sejajar dengan Singapura dan Malaysia yang juga punya brand dengan cakupan citra Asia. Namun bukan berarti Yogya ingin bersombong diri dan muncul meninggalkan Indonesia. Sebab, pemunculan brand JNEA, salah satunya dikarenakan kondisi Yogya yang ingin keluar dari citra buruk Indonesia pasca krisis. Bukan tanpa alasan kalau Yogya berani tampil dengan brand tersebut, lantaran Yogya memiliki kredibilitas dan otoritas budaya. Jogja Never Ending Asia ditetapkan sebagai Brand Image Propinsi DIY yang didesain penuh makna menempatkan posisi baru Yogyakarta sebagai " Experience that never end in Asia". Visinya adalah untuk menjadikan Yogyakarta "the leading economic region in asia for trade, tourism, and invesment in five years". 
Sedangkan misinya yaitu untuk menarik memberikan kepuasan dan mempertahankan perdagangan, wisatawan, investor, pengembang dan organisasi dari seluruh dunia untuk tetap berada di Yogyakarta. Dengan brand image ini, Yogyakarta akan merangkul dunia dan dunia akan secara antusias disambut di Yogyakarta 
Dasar filosofi pembangunan daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya daerah di DIY, yang diyakini oleh masyarakat sebagai salah satu acuhan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam (Intern) maupun ke luar (Extern). Secara filosofis, budaya Jawa khususnya Budaya DIY dapat digunakan sebagai sarana untuk Hamemayu Hayuning Bawana. Ini berarti bahwa Budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat ayom ayem tata, titi, tentrem karta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.
Hubungan filosofi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, konsep budayanya melahirkan brand image Jogja Never Ending Asia. Dari sekian banyak  pencerminan semua itu adalah keraton  Yogyakarta, dan Candi Borobudur. 

Kraton ( istana ) Kasultanan Yogyakarta terletak dipusat kota Yogyakarta. Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat ini ini merupakan sebuah rawa dengan nama Umbul Pacetokan, yang kemudian dibangun oleh Pangeran Mangkubumi menjadi sebuah pesanggrahan dengan nama Ayodya.Pada tahun 1955 terjadilah perjanjian Giyanti yang isinya membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I.Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta . Kraton Yogyakarta berdiri megah menghadap ke arah utara dengan halaman depan berupa alun- alun ( lapangan ) yang dimasa lalu dipergunakan sbg tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang bagi para prajurit, dan tempat penyelenggaraan upacara adat. Pada tepi sebelah selatan Alun- alun Utara , terdapat serambi depan istana yang lazim disebut Pagelaran. 

Borobudur merupakan candi terbesar di dunia, yang merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia Terletak disebelah barat laut kota Yogyakarta, sejauh kurang lebih 42 kilometer. Dibangun pada abad VIII , merupakan hasil kerja keras dan di tunjang ketekunan para pekerja dan dedikasi yang tinggi dari kerabat dan rakyat Wanga Sailendra yang berkuasa pada masa itu. Candi itu benar - benar menampilkan kebesaran kerajaan Cailendra , yang berusaha menggambarkan riwayat hidup Sidharta Budha Gautama dan menjelaskan ajaran - ajarannya melalui relief-relief yang terukir indah pada dinding candi. Dari puncak candi dapat dilihat alam sekeliling yang indah, Gunung Sumbing sebagai salah satu tipe gunung berapi yang ada di daerah Jawa Tengah yang mengepulkan asap tampak disebelah barat diantara awan yang begerak. Bangunan ini merupakan peninggalan nenek moyang kita yang sangat berharga bukan hanya bangsa Indonesia tetapi juga bangsa - bangsa di duniapun ikut memilikinya.
Brand image yang kental terlihat dari Keraton maupun Candi Borobudur sehingga Brand Kota Yogyakarta "Jogja Never Ending Asia/JNEA" bukan hanya selogan saja tetapi benar-benar Brand yang mempunyai “ruh” yang membuat Brand ini menjadi nyata-nyata hidup di antara Brand yang lain. 





Kamis, 25 Maret 2010

Apa Tipografi itu?!

Apa Itu Tipografi ?
Tipografi yang berasal dari kata Yunani Typos = bentuk dan graphein = menulis, jadi tipografi  merupakan seni dan teknik mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, spasi antar huruf, garis pandu dan jarak antar baris.
Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak.
Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.
(di kutip dari : Tipografi Dalam Desain Grafis, karya Danton Sihombing, terbitan Gramedia)


Kenapa Harus Belajar Tipografi ?
Tipografi memegang peranan penting dalam hal yang berhubungan dengan penyampaian bahasa non verbal dalam segala bentuk publikasi, karena kita harus tahu berapa ukuran tulisan yang akan kita gunakan, efek dan bentuk yang akan di tampilkan sehingga  pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin kita sampaikan kepada publik.
Sebagai contoh, dalam bahasa verbal, kita tidak mungkin berteriak-teriak untuk membujuk atau membujuk seseorang sehingga menuruti atau memahami kemauan kita. Begitu juga dalam tipografi, kita tidak mungkin membuat tulisan dengan bentuk tegas dan keras (seperti larangan parkir) untuk publikasi yang bersifat membujuk atau menawarkan sesuatu produk atau jasa. Untuk itulah tipografi ada dan di butuhkan, tentu saja dengan 
font yang menarik kalau huruf nya itu eye catching pasti kesannya yang di dapat  juga bagus. Tapi tentu saja lebih bagus kalau didukung dengan efeknya. agar lebih menarik banyak mata untuk melihat dan lebih ingin tahu lagi hal apa yang terkandung dalam gambar itu. seperti contoh gambar tipogafi ini : 




Kamis, 11 Maret 2010

Berbicara tentang Desain Grafis dan Logo Apple

Ada banyak pebisnis sepatu memasang gambar sepatu, dan pebisnis baju memasang gambar baju untuk logonya. Ada banyak dari kita yang menafsirkan logo sebagai sejenis gambar atau elemen visual yang merupakan perwakilan produk. Ini sepintas kelihatan sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja (dan secara teknis memang bisa, dan tidak ada seorang pun yang melarang untuk melakukan), namun bila tidak hati-hati, pemahaman dan prilaku ini bisa jadi akan menjadi bumerang yang justru dapat mengancam produk dan brand tersebut. Saya mengumpulkan sedikitnya empat faktor mengapa kita perlu berhati-hati dalam memilih desain logo : 
Pertama adalah faktor ikonisasi. Sebuah logo adalah perwakilan paling sederhana dari sesuatu. Ini adalah salah satu penyebab mengapa hampir rata-rata, –bahkan logo-logo kenegaraan sejak abad pertengahan (kalau itu bisa dikategorikan sebagai logo)– selalu merupakan bentukan visual yang sangat sederhana. Melalui kesederhanaanya inilah sebuah logo ini akan lebih cepat dikenali , dipahami, dimanfaatkan seoptimalnya sebagai juru identifikasi.) konisasi dari serangkaian produk akan menghadapi banyak sekali konflik sebelum betul-betul dapat menjadi ‘ikon’. Entah itu seputar keakuratan informasi visual dari produk versus kelengkapan (penyederhanaan cenderung akan membuat sebuah komunikasi menjadi kurang spesifik secara fisik, namun sebaliknya, pelengkapan informasi juga tidak lantas membuat sesuatu lebih komunikatif), efisiensi proses ikonisasi versus kesimpang siuran konseptualisasi tersebut, atau hal lainnya. Seringkali ikonisasi produk ini juga menjadi tidak mudah karena tidak semua produk mempunyai bentuk yang spesifik. Coba kita bayangkan harus dilakukan penyederhanaan seperti apa untuk menunjukkan processor dalam sebuah logo computer processor atau Wijen dalam Roti Wijen Enak Kedua faktor persaingan dan diferensiasi. Sepertinya persepsi bahwa logo harus selalu merupakan gambar perwakilan produk akan cenderung menjadikan semua penjual mie tarik punya logo yang sama - ya gambar mie lagi ditarikin itu – kalau tidak berusaha menyederhakan atau malah menambahkan elemen visual agar gambar produknya lebih spesifik lagi.

Yang menarik ialah, penjualan produk dengan jenis yang sama tidak akan persis sama bila dilakukan oleh orang yang berbeda. Ada penjual yang kekuatannya terletak di pelayanan, sementara penjual lain terletak di harga. Dalam konteks ini, penggambaran produk dalam logo seperti itu justru bisa jadi tidak menguntungkan, dan tidak komunikatif bila ternyata bukan hanya keunikan produk-lah yang dijual.

Ketiga faktor trend produk. Sebuah produk cepat lekang dimakan usia dan trend. Produk Laser Disc misalnya, mempunyai umur yang sangat pendek, produk-produk lain bisa jadi berumur lebih panjang namun semakin hari trend global semakin mendudukkan setiap produk kedalam pusaran keusangan yang semakin cepat. Dalam situasi ini silahkan bayangkan apa yang harus anda lakukan dengan logo dengan gambar sepatu kulit anda bila ternyata trend sepatu bulan depan berubah dari sepatu kulit ke sepatu setengah kulit? Apakah anda akan memutuskan untuk tetap menjual sepatu kulit, dan sulit laris, hanya gara-gara,” waduh, logonya sudah kadung pake gambar sepatu kulit, nih.” Atau anda akan rubah gambar produk tersebut menjadi sepatu setengah kulit agar anda dapat menggeser komoditi anda? Gimana nasib logo tersebut seandainya trend berubah lagi dan kemudian anda harus ekspansi atau menggeser jenis komoditi anda ke bidang fashion berbahan kulit misalnya? Silahkan bayangkan sendiri…

Keempat faktor profil pemakai/ konsumennya. Ada sebagian dari masyarakat yang tidak atau kurang tahu dan familiar terhadap produk tertentu. Ada kalangan yang tidak familiar, dan bahkan tidak kenal bentuk, warna atau seperti apa sebuah komputer misalnya. Untuk kalangan masyarakat seperti ini, bila anda keukeuh hendak menjual komputer, pemakaian gambar produk dengan sedikit eufimisme ilustrasi kartun/ maskot/ tokoh akan sangat membantu. Masyarakat bisa mendapatkan gambaran yang spesifik tentang produk anda, dengan cara yang fun. http://fahmi-life-works.blogspot.com

Namun jangan lupa, ada juga kalangan masyarakat dimana komputer tersebut sudah merupakan barang sehari-hari, sudah terlibat sedemikian akrab dan erat dengan kehidupan mereka, sudah bukan barang yang musti dikenalkan dengan cara-cara jenaka lagi. Apakah bila anda pasang gambar komputer dan mungkin ilustrasi maskot didalamnya, konsumen seperti ini akan datang ke toko komputer anda seperti ketika anda menghadapi konsumen sebelumnya ? Belum tentu. Setiap kalangan – dengan berbagai latar belakang pengetahuan, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya – telah dan sedang tumbuh dengan melalui budaya informasi dan komunikasi yang berbeda. Begitu juga kalangan ini. Bila di kalangan sebelumnya logo produk dengan maskot kartun akan sangat efektif, bagi kalangan ini bisa jadi ditafsirkan, “ah, produk murah, produk standar, mending gua cari yang lebih pasti, lebih detail, lebih branded”Ada setidaknya dua hal paling dekaden dalam branding ketika anda memiliki sebuah logo. Pertama; merasa bahwa desain logo adalah sesuatu yang terpisah dengan desain media-media lain dari brand anda. Kedua; merasa bahwa 'kewajiban' anda dalam (visual) branding telah selesai.

Ini adalah hal-hal paling berbahaya simply karena anda tidak lantas memiliki rumah hanya dengan membuat atap. Seperti juga berbahaya untuk mempunyai sebuah atap yang asal ada saja.
Anda tidak akan mendapatkan persepsi identifikasi dan identitas brand yang kuat hanya melalui sebuah logo. Apalagi, bila logo anda dirancang sebagai sesuatu yang terpisah dengan arahan desain media-media lain yang dibuat brand anda. Apakah logo Apple akan berjaya bila yang diproduksi oleh Apple hanyalah logonya saja? Apakah logo Apple akan berfungsi optimal bila Apple tidak menginjeksikan filosofi simplisitas kedalam desain atribut brand, branding dan produk, yang dengan demikian mengembangkan arahan desain yang kurang lebih sama untuk desain logonya?

Sama seperti kapal laut, identitas visual adalah satu sistem dimana banyak bagian (media) beroperasi, saling terkait dan berbagi fungsi. Sebuah logo, hanya akan berfungsi bila terdapat media-media lain; poster, fashion, product, packaging, dsb. Dia akan menjangkarkan media-media ini. Tanpa logo, media-media dengan kemungkinan desain yang bervariasi ini akan lebih sulit diidentifikasi demikian pula sebaliknya, hampir mustahil (kecuali tentunya untuk produk-produk eksperimental) sebuah logo dapat bertahan bila tidak ada media lain untuk dijangkarkan. Logo dan sistem desain Apple, hanyalah salah satu saja dari banyak sekali contoh dimana fungsi dari logo ini pun akan menguat bila media-media lain ini didesain dengan arahan yang terintegrasi. Tidak terpisah. Karena keduanya, logo dan media visual lainnya, dilandaskan dari visi brand, positioning, diferensiasi dan image yang sama.

Apple Inc. perusahaan computer pribadi yang sangat revolusioner didirikan oleh Steve Jobs, Ronald Wayne and Steve Wozniak pada tahun 1976. Lebih dari 30 tahun, Apple Computer telah memperkenalkan berbagai produk dan aksorisnya yang dipercaya telah melampaui batas teknologi disetiap eranya . Apple Inc sekarang menjadi salah satu produsen komputer paling terkenal didunia serta memperkenalkan produk yang inovatif seperti iPods, Macintosh, QuickTime dan lainnya. Sebagai produsen komputer yang dikategorikan pioner , bentuk yang menarik serta mempunyai identitas yang kuat dalam bidang komputer. Apple sebagai perusahaan bahkan tidak memakai namanya pada logo produk tetapi logo apple merupakan salah satu simbol perusahaan yang paling terkenal didunia.

Inspirasi logo apple pertama kali ialah Isaac Newton. Isaac Newton adalah seorang filosofi, ahli matematika dan ilmuwan yang sangat terkenal di era-nya. Apple membuat logo Isaac Newton untuk pertama kalinya, karena untuk mengingatkan penemuan Isaac Newton tentang prinsip gravitasi. Yang mana Isaac Newton menemukan prisip gravitasi ini ketika ia sedang duduk di bawah pohon apel, dan kebetulan apel tersebut dari pohon persis disebelahnya.Logo yang didesain sama Ronald Wayne ini dibuat tahun 1976. Logo ini terlalu rumit dan sangat susah.

Kemudian logo diubah oleh Rob Janoff menjadi buah apel berpelangi yang digunakan dari tahun 1976-1998 yang terinspirasi . Dan sampai akhirnya berubah lagi menjadi buah apel tergigit, ini terinspirasi dari Alan Turing. berbagai macam warna yang ada di dalam logo apple lebih dikenal dengan “rainbow apple”. Hal ini yang dilakukan oleh Isaac Newton dalam percobaannya berulang kali atau kemungkinan lainnya yaitu buah pengetahuan dalam cerita Adam dan Hawa. Pada produk ‘Macintosh’ merujuk pada bermacam variasi apple. Beberapa orang percaya warna warna menggambarkan kemampuan computer Apple II. Bapak komputer modern yang mengakhiri hidupnya dengan memakan apel yang mengandung sianida. Janoff mendesain gambar gigitan pada apel juga untuk menghindarinya tampak seperti tomat merah. Sebuah ide yang sangat cemerlang dan saat ini logo Apple begitu terkenalnya.

Logo Multi-colored logo Apple telah digunakan selama 22 tahun sebelum axed oleh Steve Jobs kurang dari satu tahun setelah kembali ke Apple pada tahun 1997 Sebagai gantinya adalah logo baru yang tidak jauh dengan garis-garis berwarna-warni dan menggantinya dengan yang lebih modern terlihat monokromatik yang diambil pada berbagai ukuran dan warna selama beberapa tahun.. Keseluruhan bentuk logo, bagaimanapun, tetap tidak berubah dari awal aslinya 33 tahun yang lalu.
The Monokrom Logo: 1998 - Present
Bermain-main dengan salah satu logo yang paling dikenal di dunia itu tidak dilakukan hanya karena Steve Jobs selalu mencari untuk mengubah semuanya.. Ketika Jobs kembali ke Apple pada tahun 1997, perusahaan investasi, dan Jobs dan Co menyadari bahwa logo Apple bisa memanfaatkan untuk keuntungan mereka. Itu berarti bereksperimen dengan logo yang lebih besar agar lebih menonjol. Jika bentuk logo Apple dikenali secara universal, mengapa tidak meletakkannya di mana orang bisa melihatnya?

Logo berwarna pelangi mungkin selalu menjadi sumber nostalgia untuk penggemar Mac, tetapi Apple logo monokrom memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar ketika datang ke merek produk-produknya. Selain itu, Steve Jobs tidak tepat untuk tipe terbungkus dalam perasaan hangat kabur nostalgia. Ketika Jobs kembali ke Apple, ia perlu untuk mengubah citra Apple dari sebuah perusahaan gagal menjadi yang mampu mengaduk-aduk ramping dan bermata produk, dan ia membutuhkan sebuah logo baru yang sesuai. Ini tidak muncul kemungkinan bahwa Apple akan perubahan atas logonya lagi dalam waktu dekat, tapi satu hal yang pasti akan tetap adalah bentuk logo itu sendiri.

Waktu dan lagi, ketika kita melihat apa yang kita kenali sebagai keindahan, proporsinya sesuai dengan urutan ini. Ini memiliki kualitas sendiri seperti keindahan linear, menarik untuk baik otak kiri alam tetapi juga menangani berotak kanan keindahan-alam luas. Ini pengakuan dari arketipe-inklusif berlawanan unified-membantu untuk membangun kehidupan yang panjang dan logotype ini merupakan prasyarat untuk simbol sejati.
Apel menjembatani kesenjangan antara manusia dan mesin. Steve Jobs 'pilihan untuk mengikuti apa yang membuatnya tertarik secara emosional menyebabkan estetika pertama komputer dan membuka dunia baru yang sama sekali untuk desainer. Hari ini, logo Apple mudah diidentifikasi di seluruh dunia. Simbol yang didasarkan pada mitos dan bentuk. Akar dari peradaban kita, apel telah simbolis pengetahuan. Seperti kita ketahui, Adam dan Hawa makan apel, dikeluarkan dari kebun, dan kehidupan, seperti yang kita ketahui, kehidupan dimulai-evolusi melalui pengetahuan dan kesadaran yang meluas. Jadi apel dengan gigitan dari itu melambangkan kesadaran akuisisi.

Dalam hal bentuk, apel pada dasarnya bulat.. Lingkaran adalah simbol persatuan dalam setiap kebudayaan sepanjang waktu.. Kita terpisah keluar dari keutuhan alam semesta, secara harfiah pada tingkat sel seperti yang kita berubah menjadi kemanusiaan, dan kemudian selama kelahiran.. Kami berjuang dalam cinta dan kehidupan untuk menciptakan kembali bahwa kesatuan.. Perkawinan adalah contoh dari kembali ke kesatuan: dua berlawanan bersatu kembali untuk menciptakan pola dasar keseluruhan.. Logo Apple juga menghubungkan dengan konsep ini kembali dengan partisipasi aktif makan apel atau menelan pengetahuan dengan mengambil menggigit keluar dari semua-mengetahui.. Penguatan mitos dengan simbol-simbol bentuk menciptakan logo yang sangat kuat memang. Cerita dan visual yang sesuai dengan maksud mengubah dunia melalui evolusi pengetahuan, dienkapsulasi dalam pandangan sesaat.


Menggunakan Intuitif pada Desain Logo Apple. Dalam dunia sarat informasi, adalah mutlak penting bahwa mempekerjakan seorang desainer berpikir kritis melalui pemahaman intuitif sambungan saat memanfaatkan citra visual. Tanggapan menginformasikan akses: Apa yang kita intuisi meletakkan dasar-dasar tindakan kita. Jika Anda tidak membuat hubungan, hubungan itu hilang.. Sadar studi symbolics jumlah, bentuk, dan mitos mengatakan pikiran kita apa intuisi kita sudah tahu. Ini melengkapi siklus sinaptik dengan menghasilkan karya yang sekaligus efektif, estetis dan etis. Hal ini efektif karena pertandingan intuitif mengarah pada peningkatan pemahaman melalui pengenalan awal konsep yang lebih besar dan merupakan rute terpendek antara dua titik; estetika karena kesesuaian mengarah ke elegan dan etis karena ketika konten yang tidak perlu atau tidak patut dihilangkan, kebenaran yang diwahyukan dan sesuatu dalam lingkup yang lebih besar harus dipelajari.

Salah satu layanan terbesar kita bisa berikan sebagai seorang perancang dan pemikir sebuah logo adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip sederhana ini untuk lebih respons-kemampuan manusia. Bagaimana cara gambar atau tampilan visual tersebut itu akan untuk benar-benar menerima nilai dari perusahaan periklanan dan identitas serta manfaat pesan bahwa secara keseluruhan kualitas hidup kita, hanya melalui tindakan sederhana masuk akal.